PSC. Kuningan - Ada banyak tokoh seni dan budaya di Jawa Barat diantaranya Nano S (Seniman Karawitan), Kusumayatna Kusumadinata (Alm Kang Ibing), Ibu Dewi (Seniman Tari Topeng), Mang Koko, Mang udjo dan ada banyak lagi. Dan meski belum sebesar tokoh seni tersebut. Jiwa seni yang mengalir pada diri Sahroni patut dibanggakan.
Warga Rt 18 rw 04 blok Talahab Kelurahan Citangtu Kecamatan Kuningan, Kabupaten Kuningan ini bagi pelaku seni di Kabupaten Kuningan sudahlah tidak asing lagi. Dedikasinya bagi perkembangan kesenian tradisional amatlah besar.
Seni angklung, kecapi, suling baginya sudah mendarah daging. Tidaklah heran setiap alat musik yang dimainkannya selaras dengan notasi dan nikmat untuk didengar. "Memainkan musik itu adalah dengan jiwa, maka akan menyatu dan enak didengar," ucapnya, Senin (6/12), di ruang kerjanya.
"Untuk seni angklung, kami adalah penerus Mang Ucit," imbuhnya.
Bagi Roni yang juga aktif sebagai ASN, kemahirannya dalam kesenian diimplementasikan dalam banyak karya. Selain kesenian tradisional. Ia aktif juga sebagai pelatih paduan suara di lembaga pemerintahan, swasta, organisasi, dan sekolah.
Karya-karya fenomenal dari Roni seni, Ia biasa dipanggil diantaranya, Mars dan Hymne di Unisa, RS El Syifa, sekolah MAN Cigugur, dan beberapa sekolah MTS, MI dan organisasi.
Menjadi pelatih paduan suara Purbawisesa milik Pemerintah Kabupaten Kuningan, adalah prestasi yang membanggakan bagi Roni, yang setiap ada momen PHBN adalah hari-hari yang membuatnya sibuk.
"Yang terbaru adalah melatih paduan suara saat ulang tahun PGRI," ulasnya.
Namun, dibalik energi yang besar bagi seni terutama seni tradisional, Roni menyimpan rasa miris. Hal ini dari minimnya perhatian pemerintah untuk seni angklung yang dibinanya di Kelurahan Citangtu. Rencana anggaran yang teralokasi tidak ada realisasi.
Penulis: Baim