PSC. Kuningan - Bantuan stimulan Pemerintah Provinsi Jawa Barat bagi rehabilitasi rumah tidak layak huni sangat disyukuri penerima manfaat dengan rasa haru.
"Alhamdulillah, dengan bantuan ini rumah kami bisa layak ditempati," ucap Sujianto warga RT 22 Dusun Kliwon Desa Cikadu Kecamatan Nusaherang, Senin (25/10) mengawali perbincangan di rumahnya.
Suji yang didampingi istrinya, menambahkan, bangunan awal yang ditempati sebelum adanya bantuan, adalah semi permanen. "Bawah ada pasangan sekitar setengah meter lalu disambung menggunakan bilik bambu sampai atap. Kini, semua permanen dengan pasangan bata," terangnya.
"Bahkan. Alhamdulillah bisa menambah ruangan kamar tidur, kamar mandi serta toilet," imbuhnya haru.
Dikatakan Ia, bantuan yang diberi sejumlah 17,5 juta, berbentuk material, upah dan administrasi. "Untuk material sesuai ajuan kebutuhan," ucapnya.
Hal yang sama diungkapkan juga keluarga penerima bantuan lainnya, Sukirman, menurut Dia bantuan telah dipergunakannya, dan sangat membantu, terutama kekhawatiran bangunan rumah ambruk, kini teratasi.
"Rumah saya rusak berat di atap. Kayu penyangga atap sudah keropos dimakan rayap, sangat menghawatirkan takut ambruk," paparnya.
"Saya sangat berterimakasih kepada pemerintah provinsi. Bagi kami warga tidak mampu, bantuan seperti ini sangat membantu," tuturnya.
Ditambahkan, Iim Komarudin, Ketua RW 06, berharap program seperti ini kontinyu dan berkelanjutan. Disamping membantu langsung kepada penerima, dapat juga memunculkan semangat gotong royong warga.
"Bersyukur warga kami semangat gotong-royongnya masih tinggi. Swadaya tenaga kerja, pemikiran bahkan harta masyarakat ikut memberi. Dengan waktu seminggu, perbaikan bisa selesai dengan material terpasang semua. Untuk finising, bisa oleh keluarga penerima," terangnya.
Untuk tekhnis swadaya tenaga kerja, dikatakan Ia, melalui mekanisme penjadwalan. "Swadaya tenaga, warga dikenai penjadwalan. Kecuali hari pertama pemugaran, seluruh warga baik yang sudah menikah maupun belum, ikut hadir. Dan ibu-ibu, terjun membantu menyediakan konsumsi. Begitu juga ketika pengangkutan material waktu persiapan, semua dibantu warga," ucapnya bangga.
Dikatakan RW 06, bantuan memang tidak mengcover semua kebutuhan, kadang untuk memenuhi kekurangan, kasak-kusuk mencari. "Lelah memang. Namun, ketika pekerjaan terealisasi dengan baik. Rasa syukur dan bangga menjadi pengobat lelah," syukurnya. (Baim)
0 Komentar