-->

FINANCE

Hari Lahir Pancasila Membangkitkan Memori Kolektif Masyarakat Melalui Pendidikan

Sabtu, 01 Juni 2019, Juni 01, 2019 WIB Last Updated 2019-06-01T15:56:32Z
masukkan script iklan disini
masukkan script iklan disini
PSC JAKARTA -  Ketua Bidang Ideologi dan Politik Dewan Pengurus Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia, Diasma Sandi Swandaru mendorong Penyelenggara Negara untuk terus menerus dan berkelanjutan menanamkan Pancasila khususnya dalam dunia Pendidikan. Pendidikan ideologi negara harus ditanamkan pada tiap-tiap warga negara Indonesia. 


Salah satu langkahnya yaitu mengembalikan Pendidikan Pancasila sebagai mata pelajaran sendiri sejak usia dini, pendidikan dasar hingga pendidikan tinggi, yangmana selama ini pendidikan kewarganegaraan atau civic telah diajarkan di dunia pendidikan. 

Kita selalu terlambat sadar tentang  pentingnya pendidikan ideologi negara. Tiba-tiba kita terhenyak, bahkan terkaget-kaget saat pemaparan tentang ancaman radikalisme, ekstrimisme masuk ke ruang-ruang pendidikan,  bahkan pendidikan negeri yang notabene bernafaskan kebangsaan. Sehingga perlu solusi konkret dalam pembumian Pancasila, dunia pendidikan adalah media yang tepat dalam membangun memori kolektif mengenalkan Pancasila dan Ke-Indonesiaan-an ujar Peneliti Pusat Studi Pancasila ini.  (1/6/19)

Selain itu Pancasila didesain pendiri bangsa sebagai Dasar Negara, artinya ia harus menjadi satu-satunya doktrin dalam penyelenggaraan bernegara. Oleh karenanya tiap-tiap pegawai negara, ASN, berkewajiban melaksanakan Pancasila tanpa terkecuali, menjiwai Pancasila dalam penyelenggaraan negara. Ini merupakan suatu hal yang wajib adanya pembentukam mindset, cara berpikir Pancasila, pembinaan mental kepada Aparatur Sipil Negara, Pegawai Pemerintah Dengan Perjanjian Kerja dan Pegawai Badan Usaha Milik Negara, kata Pemikir Muda Kenegaraan dan Tenaga Ahli BPIP ini. 

Dewan Pengurus Nasional Ikatan Sarjana Rakyat Indonesia mendorong lembaga negara seperti Badan Pembinaan Ideologi Pancasila dan Kementerian Pendidikan Nasional untuk menjadi lembaga terdepan dalam penanaman, pembinaan, dan pembudayaan Pancasila tersebut. Namun terkait dengan program-program untuk rakyat tentulah tidak lagi mengulang pendidikan  yang bersifat doktriner tetapi lebih bersifat edukasi, apresiasi dan  pemberdayaan yang aplikatif sesuai dengan nilai yang terkandung dalam Pancasila. Masihkah gotong-royong menempatkan Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia bisa terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari? Inilah memori kolektif yang perlu untuk dibangkitkan kembali, peringatan harlah Pancasila telah memulainya, tinggal tindak lanjut keberlanjutannya. (*)
Komentar

Tampilkan