masukkan script iklan disini
PSC. INDRAMAYU - Kabupaten
Indramayu sebagai daerah agraris terbesar di Indonesia kembali menorehkan
prestasi yang membanggakan kali ini gelaran ‘Festival Padi 2019’ mampu dicatat
sebagai kegiatan yang mampu menorehkan nama di Musium Rekor Dunia Indonesia
(MURI) atas prestasi memasak diatas 90 pawon/tungku dengan menggunakan 90
varietas bibit padi lokal dan panen padi dengan varietas terbanyak.
Penyerahan rekor MURI
tersebut dilakukan, Senin (29/04/2019) di lokasi Festival Padi 2019 di Desa
Kalensari Kecamatan Widasari.
Sekretaris Daerah
Kabupaten Indramayu, Ahmad Bahtiar mengatakan, Festival Padi 2019 merupakan
harapan bersama dari para pelaku pertanian di Kabupaten Indramayu. Sebagai
daerah agraris, Kabupaten Indramayu telah ditetapkan sebagai daerah penyangga
ketahanan pangan nasional. Untuk itu sektor pertanian di Kabupaten Indramayu
harus diperhatikan secara serius.
Untuk itu, Festival Padi
harus bisa dijadikan agenda rutin dengan materi yang berbeda sehingga progres
pertanian bisa terlihat dan ini harus berdampak positif bagi para petani di
Indramayu.
“Kami berharap Festival
Padi ini bisa jadi agenda rutin dengan materi yang berbeda setiap tahunnya.
Jika tahun ini mengedepankan variates bibit lokal, maka tahun mendatang bisa
dengan lainnya, ” tegas Sekda.
![]() |
Ketua penyelenggara
kegiatan, Baman Natanegara mengatakan, Festival Padi 2019 merupakan
representatif dan apresiasi kepada para petani Indramayu yg telah mampu
menciptakan variates benih padi lokal.
Festival Padi 2019 ini
diharapkan dapat membuka kunci kesuksesan bagi para petani Indramayu dan
membangkitkan kembali semangat membangun sektor pertanian terutama bagi
generasi muda Indramayu.
Baman menambahkan, selain
pemecahan rekor MURI, pada Festival Padi 2019 juga dilaksanakan lomba fotografi
bagi para profesional dan juga pelajar dengan menggunakan HP.
“Dari hamparan sawah
dengan varietas beraneka ragam ini ternyata menghasilkan sebuah karya fotografi
yang sangat luar biasa, dan ini menjadi penyemangat buat kami, ” tegas Baman.
Sementara itu, Ketua
Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI) Prof. Dwi Andreas
Santosa mengatakan, kegiatan Festival Padi baru pertama kali dilaksanakan di
tanah penghasil padi nasional yakni Indramayu.
Festival Padi 2019 yang
dilaksanakan ini bukan saja mengangkat pertanian sebagai sektor komoditas, tapi
juga mengangkat pertanian sebagai proses budaya yang berkembang di masyarakat
dengan segala sosial kulturnya.
“Para petani-petani
Indramayu sangat bagus karena mereka telah menghasilkan bibit-bibit padi yang
sudah diakui keberadaannya dan bagus kualitasnya. Selain itu, AB2TI juga banyak
belajar dari para petani Indramayu,” tegas Dwi.
Pada Festival Padi 2019
tersebut, turut hadir ratusan warga Desa Kalensari Kecamatan Widasari, para
mahasiswa pertanian dari Universitas Winaya Mukti, dan berbagai unsur lainnya.
(Aa DENI/Diskominfo Indramayu)
Sumber : https://indramayukab.go.id/