masukkan script iklan disini
PSC. Kuningan - Penilaian proses dan hasil belajar serta pembelajaran untuk menghasilkan output anak didik yang bermutu, terdapat beberapa aspek. Tenaga pendidik, anak didik, proses pengajaran dan bahan ajar serta sarana penunjang menjadi kesatuan yang tidak bisa terpisah.
Ketika tenaga pendidik sudah linier maka garapan selanjut-nya adalah anak didik. Assessment terhadapnya (anak didik) menjadi program yang layak diterapkan demi terwujudnya anak didik yang berqualifikasi. Hal ini diungkapkan Elon Carlan SPd MPd Kepala Bidang Pembinaan PAUD dan Pendidikan Masyarakat Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kuningan di kantornya, Selasa (12/2/2019).
Menurutnya, sangat penting assessment terhadap anak didik dilakukan sejak dini. "Konsep ini bagus diterapkan sejak dini. Mekanismenya dengan menghadirkan tenaga yang profesional dibidangnya, seperti psikolog," ucap Elon.
"Dengan adanya assessment kemampuan anak didik bisa dilihat terhadap suatu kompetensi, berdasarkan bukti-bukti melalui indikator yang telah ditentukan oleh ahlinya. Disini bisa kita temukan anak didik dengan IQ yang diatas rata-rata, sehingga dalam proses pembelajaran-nya akan ada perbedaan dengan anak didik yang ber IQ rata rata atau dibawahnya," imbuh Ia.
Elon meneggaskan, program assessment telah disosialisasikan kepada tenaga pendidik yang mengajar di TK maupun Kelompok Bermain (Kober) yang ada. "Kita gelar bimtek, agar semua tenaga pendidik bisa memahami," ujarnya.
Kendati menurut Elon, jumlah TK masih belum tersebar merata di Kabupaten Kuningan. Namun, tidak menyurutkan Ia dalam peningkatan mutu. "Untuk TK masih kurang merata. Saat ini jumlah TK sebanyak 268 yang masuk dapodik. Sedangkan untuk kober ada 545," terangnya.
"Jumlah tersebut untuk rasio anak usia dini sudah balance. Akan tetapi untuk pemerataan belum seimbang," lanjut Elon.
Yang masih belum merata menurut Ia adalah TK. Bahkan karena tidak adanya TK di wilayah tersebut anak usia 5 sampai 6 tahun yang seharusnya di TK masih ikut belajar di kober. "Insyaallah kita bertahap. Assessment anak didik sudah biasa di luar negeri itu," ulasnya. (Baim)