masukkan script iklan disini
PSC. TIMIKA, Diduga pelaku aksi pemerkosaan terhadap seorang guru di kampung Arwanop dilakukan oleh TPN OPM, guru tersebut a.n. Martha Mabesi suku Ambon Key, informasi awal dikabarkan meninggal dunia, namun kabar terakhir dinyatakan masih hidup dan berada di rumah Kepala Desa Aroanop,Jumat (13/4).
Akibat kejadian pemerkosaan tersebut membuat situasi yang meresahkan dan tidak nyaman karena terbukti aksi yang diduga dilakukan oleh kelompok simpatisan TPN OPM terhadap seorang guru telah dianggap menodai dan mencederai perjuangan Pemerintah dalam usahanya untuk mencerdaskan masyarakat Papua.
Anggota Koramil Tembagapura Sersan Kepala Parwanto yang berada di Timika ketika dikonfirmasi , Senin (16/4) mengungkapkan bahwa benar telah terjadi tindak kekerasan pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh KSPB terhadap salah seorang guru di Aroanop.
“Sebelumnya korban pemerkosaan diberitakan telah meninggal dunia namun hasil penelusuran informasi dinyatakan masih hidup dan posisinya saat ini berada di rumah Kepala Desa Aroanop,”katanya.
Menurut dia pada hari Sabtu(14/4) pukul 06.30 WIT korban telah siuman dan sesuai dengan penyampaian dari kepala desa Arwanop Yonatan Beanal, korban telah digeser dari Ompani menuju ke Ombani, kampung Aroanop.
“Informasi tersebut diperkuat juga oleh Humas CLO PT. Freeport Indonesia saudara Yoyok yang mengatakan bahwa korban pemerkosaan tidak meninggal dunia tetapi saat ditemukan dalam keadaan pingsan,”katanya.
Serka Parwanto mengatakan, telah dilaksanakan rapat di Kantor CLO PT. Freeport Indonesia yang dihadiri oleh Kombes Tornagogo Wakasatgas Papua, Danbrigif 20/IJK, Kasi Intel Brigif 20/IJK Mayor Inf Fahmi, Kpt Inf Nainggolan membahas tentang proses evakuasi korban dan guru-guru yang lainnya total ada 17 orang guru yakni 9 guru di Jagamin dan 8 guru di Omponi.
“Lebih lanjut info dari Kepsek Jagamin Saudara Bagau menyatakan bahwa kemungkinan pelaku pemerkosaan bukan dari pok TPN OPM bersenjata, tetapi para simpatisannya, mereka selama ini melakukan tindak penganiayaan berupa pemukulan dan tindak kekerasan lainnya kepada masyarakat umum, baik kepala desa, warga sipil biasa, maupun perangkat desa di sekitar Aroanop,”katanya.
Rumah para guru dan petugas klinik di Aroanop letaknya terpisah dengan komplek pemukiman warga masyarakat namun saat ini semua guru dari 5 desa sekitar Aroanop sudah terkumpul di rumah Yonatan Beanal mendapat perlindungan dari para tokoh masyarakat setempat.
“Kemudian hasil rapat bahwa akan dilaksanakan pergeseran pasukan Satpor Brimob dan TNI untuk melakukan pengejaran dan menguasai daerah Aroanop dan mengenai tindakan apakah dilaksanakan evakuasi secara manual atau menggunakan helicopter dibahas lebih lanjut bila suasana sudah aman,”katanya. (Wawan/Red)