masukkan script iklan disini
PSC. JAKARTA - Aliansi Kebangsaan yang di pimpin oleh Pontjo Sutowo kembali menggelar Diskusi Bulanan dengan mengangkat tema "Kepemimpinan dan Teknologi" di Residence Sultan, Jakarta Pusat. (Jumat, 20/04)
Kegiatan tersebut diisi oleh para tokoh intelektual diantaranya, Ilham A Habibi yang merupakan Putra pertama BJ Habibie, Dr. Saafroedin Bahar, dan Ahmad Zacky Siradj.
Pada kesempatan itu Pontjo Sutowo selaku moderator dalam Diskusi Bulanan Aliansi Kebangsaan, menjelaskan bahwa Pemimpin yang terbuka pada teknologi mempunyai pengaruh besar pada peningkatan dan penguasaan sumber daya secara efektif dan efisien.
"Sejarah dunia membuktikan bahwa kemajuan suatu bangsa dan negara banyak dipengaruhi dan bahkan ditentukan oleh keterbukaan para pemimpinnya terhadap kemajuan teknologi" -ungkap Pontjo Sutowo pada Pembukaan Diskusi Aliansi Kebangsaan.
Selanjutnya diskusi disambung oleh Dr. Saafroedin Bahar berbicara mengenai "Teknologi sebagai senjata dalam melawan kuasa Kaum Elit". Dirinya mengaku sudah lama mendalami teori "Kaum Elit".
"Teori Kaum Elit menurut Dr. Saafroedin Bahar berkembang di Italy pada Abad Ke-19. Term Kaum elit disini di definisikan menjadi "Sekelempok kecil orang yang mempunyai pengaruh dan wewenang terhadap sebagian besar orang banyak melalui Ideologi, Organisasi, dan Penguasaan Sumber daya."
Lanjut Dr. Saafroedin, Teknologi mempunyai pengaruh besar pada saat kaum elit merencanakan, mengerakan,serta mengendalikan organisasi dan penguasaan sumber daya". -sambungnya
Selain itu, Putra pertama BJ Habibi yakni Ilham A Habibi juga memberikan banyak masukan pada diskusi yang bertemakan "Teknologi dan Kepemimpinan" tersebut.
Menurutnya, Semua negara di masa mendatang harus berinovasi untuk menjadi negara yang maju. Dalam hal ini Teknologi memiliki peranan yang sangat krusial.
Lanjut Pria yang mewarisi kecerdasaan BJ Habibie mengatakan, Diperlukan pemimpin yang inovatif, faham dalam mengunakan teknologi untuk mendukung budaya keterbukaan dalam mencari solusi untuk tantangan global.
Dirinya juga mengagas sebuah Budaya baru demi "Menuju Masyarakat Berinovasi", yakni Budaya 3T (Teknologi, Talenta, dan Toleransi), tutupnya (Rizki/Red)