masukkan script iklan disini
PSC, Jakarta - Rumah Pejuang Indonesia (RPI) yang
sebelumnya disebut Rumah Prabowo Subianto (RPS) yang dipimpin oleh Jendral
Baret Merah Kopasus, Brigjen TNI (Purn) Priyo Handoko selaku Ketua Umum Rumah
Pejuang Indonesia (RPI) dan didukung puluhan Jendral Purnawirawan dari berbagai
angkatan dan berbagai tokoh, para cendikiawan, para aktivis gerakan terus
berbenah diri.
Ketua Umum Rumah Pejuang Indonesia (RPI), Brigjen TNI (Purn) Priyo Handoko
selaku promotor Rumah Pejuang Indonesia (RPI) ini, saat dikonfirmasi melalui
telepon seluler membenarkan perubahan nama tersebut.
"Selain diskusi di internal RPI, kami juga mendengar masukan dari
semua pihak, termasuk teman-teman wartawan," tandas Jendral Baret Merah
yang tinggal di Cijantung, markas Kopasus Jakarta Timur ini.
Dr. (c) Nurcahaya Tandang, SIP., SH., M.Si selaku Ketua Dewan Pembina RPI
saat dikonfirmasi media ini pada Kamis, 1/2/2018 membenarkan adanya perubahan
nama tersebut.
"Dari Rumah Prabowo Subianto ke Rumah Pejuang Indonesia, tapi
singkatannya menjadi RPI. Proses perubahan namanya cukup panjang dan dari bulan
lalu, tapi sangat produktif hasil diskusinya. Alasan perubahan nama seperti
yang disampaikan Akhmad Bumi selaku Ketua Harian Rumah Pejuang Indonesia
(RPI)," jelasnya.
Nurcahaya menjelaskan kita terus berbenah ke dalam, siapkan seluruh
perangkat dan sumber daya RPI.
"Kita terus berbenah, memperkuat lembaga Rumah Pejuang Indonesia
(RPI), siapkan seluruh perangkat dan sumber daya, kita terus bergerak
menjadikan RPI menjadi lembaga yang tangguh, kuat dan RPI akan tampil sebagai
pendobrak suara untuk kemenangan Prabowo di Pilpres 2019. Slogan kita 'RPI for
Prabowo RI1 2019', 'saya RPI', 'Prabowo Presidenku', kita akan masifkan slogan
ini. Sebelum terjun kita harus benar-benar matang, matang dari segi lembaga,
perangkat, sumber daya dan personil," jelas Nurcahaya, alumni S3 UGM
kepada IndonesiaMediaCenter.com.
Dr. Ir. H. M. Nizar Dahlan, M.Si selaku Wakil Ketua Umum juga sebagai
pendiri RPI saat dikonfirmasi secara terpisah melalui telepon seluler
membenarkan perubahan nama tersebut. "Kami sudah pikirkan secara baik dan
berbagai pertimbangan strategis lain, dan perubahan nama tersebut sudah kami
konsultasikan juga dengan Prabowo," jelasnya.
Nizar yang juga Anggota DPR RI tahun 1999-2004 ini menjelaskan Rumah
Pejuang Indonesia (RPI) adalah wadah perjuangan para pejuang, para aktifis yang
merasakan bagaimana kondisi negara, kondisi Indonesia ini.
"Negara sedang mengalami krisis dari berbagai macam masalah setelah
berkuasanya Rezim Jokowi, rezim ini tidak punya konsep yang baik untuk
membangun negara yang lebih baik, aman dan damai. Cara mengelolah negeri secara
amatiran, rakyat merasa tidak punya harapan untuk hidup lebih sejahtera,
benturan di mana-mana. Rakyat merasa tidak aman di Indonesia. Perlu ada gerakan
ganti rezim secara masif kita lakukan," jelas Jebolan doktor dari UNPAD
Bandung dan juga alumni HMI cabang Bandung ini.
Lanjut Nizar, dari kondisi itu, maka sebagai pemilik Negeri ini dengan
panggilan semangat juang untuk berbuat lebih baik melalui RPI untuk
Indonesia, kami memiliki tekad berjuang
dan mendukung Prabowo Subianto menjadi Presiden 2019.
"Tekad kami sudah bulat, berjuang untuk Prabowo ke RI-1. Prabowo bagi
kami memiliki konsep membangun
Indonesia, kami yakin Prabowo ikut merasakan jeritan bangsa dan negara saat
ini, kita tidak bisa tinggal diam melihat situasi seperti ini. Melalui wadah
ini kita terus berfikir keras dan berjuang," jelasnya. (syf/tim)