PSC, Banda Aceh - Anggota Komite III DPD RI yang juga membidangi
pendidikan, Rafli Kande mengatakan pemerintah Aceh hendaknya terus mendukung
lahirnya Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Kabupaten/Kota se Aceh. "Kehadiran
SMK penting, agar generasi muda Aceh memiliki skill dan SDM di bidang tertentu
yang bersifat fokus, sehingga ke depannya Aceh memiliki SDM handal di setiap
bidang," ungkap Rafli Kande kepada media, Minggu (21/01/2018).
Menurut Rafli, penguatan SDM melalui SMK tersebut tidak hanya di tunjang
dari pihak pemerintah, namun kehadiran BUMN/BUMD dan perusahaan swasta lainnya juga tak kalah pentingnya. "Perusahaan-perusahaan
yang bergerak di Aceh bisa mengucurkan dana tanggung jawab sosialnya (CSR)
untuk membangun sebuah sekolah kejuruan. Misalkan perusahaan yang bergerak di
sektor perkebunan lalu membangun SMK perkebunan, perusahaan yang bergerak di
sektor perindustrian dan sebagainya. Sehingga ke depannya Aceh memiliki SDM
sesuai dengan kebutuhan, dan kita tidak perlu lagi mengambil tenaga kerja
luar," papar Rafli.
Pemerintah Aceh, kata Rafli telah menggagas program Aceh Carong sebagai
bentuk upaya pemerintah terhadap dunia pendidikan agar melahirkan generasi yang
cerdas dan handal. "Program Aceh Carong ini juga harus di dukung oleh
semua elemen, tanpa terkecuali pihak swasta/non pemerintahan, jika kita
menginginkan gagasan ini berhasil," tambahnya.
Selain itu, Rafli juga menyinggung persoalan penolakan PT Medco E & P
blok A (Aceh Timur) memberikan surat dukungan dunia usaha/dunia industri
(DUDI). Menurutnya, hal tersebut sangatlah tidak wajar, mengingat perusahaan
tersebut beroperasi di wilayah Aceh Timur. "Surat DUDI itukan syarat untuk
mendirikan sebuah sekolah kejuruan, sejauh tidak melanggar peraturan
perundangan-undangan kenapa oihak perusahaan harus menolak memberikannya.
Seharusnya bukan hanya selembar surat tersebut, dana CSR mereka pun harus
dikucurkan sebagai tanggung jawab mereka kepada masyarakat di wilayah
perusahaan beroperasi," ujarnya.
Rafli meminta pemerintah Aceh menyerukan kepada perusahaan-perusahaan baik
BUMN maupun swasta untuk memberikan dukungan untuk program-program pemerintah
dan masyarakat. Terkait pembangunan SMK N 1 Nurussalam Rafli meminta pemerintah
bisa memfasilitasi mencari jalan keluar, agar ada solusi kongkret. "Jangan
sampai buya lam kreung teu dong-dong, buya tamong meureuseki. Jangan sampai
orang luar mengambil laba di negeri kita, namun nasib rakyat dibiarkan begitu
saja," tutur Rafli mengaku prihatin.
Rafli juga berharap agar para perintis program-program untuk kemajuan
pendidikan tidak berputus asa dan terus berikhtiar. Begitupun halnya, kata
Rafli, para perintis SMK N 1 Nurussalam yang berupaya mempersiapkan generasi
yang handal di sektor perindutrian. "Kita berharap para pejuang di bidang
pendidikan tidak berputus asa, termasuk para perintis SMK N 1 Nurussalam. Terus
bersemangat, terus bermujahadah untuk kemaslahatan generasi Aceh ke depan,
tujuan yang mulia insya Allah ada jalan keluarnya," pungkasnya. (MTR/Red)
0 Komentar